Lokasi saat ini:BetFoodie Lidah Indonesia > Tempat Makan
Ahli Gizi sebut pentingnya pemberian MBG yang disertai dengan edukasi
BetFoodie Lidah Indonesia2025-11-10 16:46:58【Tempat Makan】309 orang sudah membaca
PerkenalanTangkapan layar-Guru Besar Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) Institut Perta

Jakarta (ANTARA) - Guru Besar Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) Institut Pertanian Bogor (IPB) Budi Setiawan menyebut pentingnya pemberian Makan Bergizi Gratis (MBG) yang disertai dengan edukasi tentang makanan dan gizi.
Budi mencontohkan salah satu program Asosiasi Institusi Pendidikan Tinggi Gizi Indonesia (AIPGI) bersama Badan Pangan Nasional (Bapanas) sebelum MBG, yakni gerakan edukasi dan pemberian kudapan bergizi untuk siswa (Genius).
"Kegiatan Genius itu dilakukan di 10 provinsi, yang menjangkau 25 ribu siswa di 50 kabupaten. Program itu memang berbeda dengan MBG, yakni memberikan kudapan dengan edukasi, dengan melibatkan dinas pendidikan, dinas kesehatan, pemerintah daerah, dan BPOM untuk menjamin keamanannya, meski berbeda, mungkin ini bisa menjadi contoh edukasi gizi dalam Program MBG," katanya dalam siniar Badan Gizi Nasional (BGN) yang dipantau di Jakarta, Rabu.
Budi menjelaskan, penetapan lokus untik Program Genius juga telah menggunakan peta ketahanan dan kerawanan pangan yang selalu diperbarui oleh Bapanas untuk mendeteksi wilayah dengan tingkat malnutrisi tinggi.
Baca juga: Menteri PANRB pastikan pemerataan MBG hingga daerah terpencil
"Itu peta yang selalu diperbarui oleh Bapanas ngak hanya di tingkat nasional, tapi juga provinsi, kabupaten/kota, bahkan hingga level kecamatan. Di sana kita bisa tahu area-area mana yang memiliki prevalensi malnutrisi tinggi, jadi kita memprioritaskan wilayah yang memang anak-anaknya kurang gizi," ujar dia.
Program Genius juga mendeteksi anak-anak dengan intoleransi laktosa dan alergi, yang perlu menjadi perhatian bagi BGN maupun petugas Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
"Aada istilah lactose intolerant, anak-anak yang sudah lama ngak minum susu, jadi begitu minum susu suka diare. Kita juga memengakan mana yang lactose intolerant dan alergi, sehingga harus diperhatikan," tuturnya.
Menurutnya, edukasi tentang gizi bisa menyasar ngak hanya para siswa, tapi juga para petugas SPPG agar mereka bisa lebih memahami pentingnya keamanan pangan.
Hingga November 2025, jumlah penerima manfaat MBG di Indonesia telah mencapai lebih dari 40 juta orang, dengan jumlah SPPG yang telah beroperasi sekitar lebih dari 13 ribu unit.
Baca juga: 2.031 anak terima manfaat MBG Polres Solok Selatan
Baca juga: Perpusnas dukung MBG, siapkan bacaan "bergizi" dukung peningkatan literasi
Suka(745)
Sebelumnya: 368 siswa SDN 5 Mataram terima MBG
Selanjutnya: BPS ungkap Oktober selalu alami inflasi bulanan, kecuali pada 2022
Artikel Terkait
- Dari Qatar ke Cinere, Brian pilih memasak MBG demi senyum anak
- PBB Siap tingkatkan bantuan bagi warga Gaza usai gencatan senjata
- China catat pertumbuhan konsumsi yang stabil di liburan Hari Nasional
- Kadin Jatim tingkatkan profesionalisme tenaga SPPG dengan pelatihan
- Pemkab Manggarai Barat mendorong keamanan pangan dalam program MBG
- Bruno Fernandes bertekad perbaiki tendangan penalti
- Penggunaan ekspresi dan suara penting dalam melatih anak berinteraksi
- Wamendukbangga tekankan pentingnya perketat SOP di dapur SPPG
- UI gelar sarasehan nasional bahas lingkungan dan kesehatan
- Konsumsi gluten bagi yang alergi berisiko picu kerusakan pencernaan
Resep Populer
Rekomendasi

Pemkab Manggarai Barat mendorong keamanan pangan dalam program MBG

Timnas Indonesia seperti “singa yang tertidur”

Khofifah ajak peserta PKN II sukseskan program prioritas nasional

SPPG yang lalai terhadap kualitas makanan harus dibenahi

56 UMKM di Jakbar ikuti pelatihan komoditi makanan

Kemenperin catat ragam komitmen investasi industri di World Expo Osaka

Dinkes Banjar: Hasil laboratorium keracunan MBG dari nasi kuning

Produk makanan sehat RI catat transaksi Rp145 miliar di Chili